TUHAN FACEBOOK
Oleh : FAUZI AR

Pesugihan apa yang dipake oleh Mark Zuckerberg sampai mainan bernama facebook bikinannya digilai berjuta insan manusia seantero dunia ini. Hampir semua orang yang bisa mengakses internet mempunyai account di facebook. Mulai dari yang berprofesi sebagai dosen sampai dengan pekerja seks komersial semua memiliki facebook. Masing-masing berlomba untuk mengupdate status di facebooknya, sekedar memberi tahu dunia tentang apa yang sedang dirasakan atau aktifitas yang sedang dilakukan. Urgensinya bagi orang yang membaca apa coba? Gak ada babar blas… ketika banyak komen yang masuk memang akan muncul semacam sensasi yang menyenangkan, merasa eksis dan diperhatikan banyak orang. Jadi kesimpulan awal yang bisa diambil adalah para pecandu facebook itu kaum yang NARSIS.
Ketika semua orang ikhlas untuk “membuka” kehidupannya kepada dunia, ruang privat tidak dibutuhkan lagi. Semakin banyak orang yang akan bisa mengetahui makanan kesukaan orang lain, merk hape terbaru yang dimiliki orang lain, ukuran sepatu, celana, kutang dan cawat orang lain, bahkan mungkin tahi lalat dibokong orang lain pun akan bisa diketahui. Menurut sampeyan itu menyenangkan?
Makhluk ini seolah menyebar bagai virus yang menjangkiti setiap pojok-pojok kota, perkantoran, warnet, institusi pemerintah, professional, intelektual, akademisi dan lain sebaginya, tanpa memandang status sosial, karena status sosialnya ya itu…main tampang status yang diupdate terus setiap saat, detik, jam, hari dan seterusnya. Fenomena facebook, laiknya fenomena Ponari, yang menampilkan aura irasional bagi sebagian kalangan.
Banyak jamaah facebook yang rela berasik ria di depan layar monitor atau Handphone yang mempunyai fasilitas facebook untuk sekadar memperbarui statusnya, mengirimkan pesan di dinding temannya, surfing group yang disukainya, membikin group, halaman, serta ada juga yang pasang iklan bisnis, dan iklan politik. Macam-macam rupanya. Semuanya itu bisa membawa pelaku ‘facebookholic’ mabuk, tak merasakan perjalanan waktu dan masa yang terus ‘melarikan diri’ meninggalkannya. “Termasuk Anda barangkali juga masuk di area itu ya”?
Bahkan banyak juga yang saya jumpai orang-orang berkeluh kesah, komplain, atau berdoa kepada Tuhan (komplit dengan membawa-bawa nama Tuhan segala) melalui update statusnya di facebook. Bagi saya, berdoa itu adalah saat-saat paling intim antara saya dengan Tuhan (Allah Swt) saya. Saya butuh waktu dan tempat yang khusus untuk melakukan aktifitas berdoa itu, sama sekali bukan hal untuk dipamerkan dan benar-benar hanya antara saya dan Tuhan saja yang tahu. Apakah karena teman di facebook ribuan lalu ketika berdoa lewat facebook dan banyak yang membaca sekaligus mengkomen maka akan lebih besar kemungkinannya untuk didengar oleh Tuhan?? Atau tujuan menuliskan status berwujud doa itu hanya agar kelihatan relijius?? Atau jangan-jangan mereka pikir Tuhan itu main facebook juga?? Kalo iya, maka selamat. Selain jadi orang narsis ternyata sekaligus juga orang pekok. Jadi, berhentilah berkeluh kesah dan juga berdoa di facebook..!!!
Jika ada pihak-pihak saat baca tulisan ini yang tak suka atau tersinggung, jangan teriak, wong kita sendiri kadang juga bermain diantaranya. Tak sadar kita sering membangun tuhan-tuhan lain selain Tuhan yang kita percayai, dan kali ini yang lagi ngetren ya itu : Tuhan Facebook. Seolah-olah ada plesetan (istilah di islam) laailaahaillalfacebook.

TUTUTUPLAH AURAT MU

SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA 1430 H / 2009

YAA ROSUL SALAM 'ALAIKA

YAA ROSUL SALAM 'ALAIKA

CAKEP G Q THA

CAKEP G Q THA
Tim Redaksi 2003

Followers